Oleh: Dedeng Juheri
(Dosen Agama Universitas Insan Cendekia Mandiri)
Atas restu Amirul Mukminin Umar bin Khatab kepada panglima perang
mujahid agung Saad bin Abi Waqash, akhirnya Imperium Persia dapat dikalahkan. Kaum Muslimin berhasil membebaskan berbagai negeri dan memperoleh kemenangan yang gemilang.
Kisra Yazdegerd III (624-652 M) dari wangsa Sassaniyah meradang. Mata Raja Persia itu nanar menatap masa depan imperium raksasa yang dipimpinnya diambang keruntuhan. Ia
sangat terpukul dan geram menghadapi kenyataan yang terjadi.
Masih
terngiang dibenaknya tragedi kekalahan Pasukan Persia atas kaum Muslimin pada perang Qadisiyyah, tiga panglima
terbaiknya gugur di medan tempur; Rostam Farrokhzad, Bahman Judhuyih dan
Armenia Jalinus. Peristiwa meninggalnya tiga ksatria hebat ini sangat menggetarkan Persia.
Pukulan
telak berikutnya adalah kekalahan getir Persia pada Perang Nahawand
(642 M). Kondisi ini terpaksa mengharuskan Yazdegerd III
meninggalkan istana demi menyelamatkan diri dan menyusun strategi.
Sebagian
referensi menyebutkan bahwa sepucuk surat dari Amirul Mukminin Umar bin Khatab
sampai ke tangan Yazdegerd III, seruan untuk menyerah dan jaminan keselamatan
dengan syarat memeluk agama Islam dan meninggalkan agama Zoroaster.
Adapun
keberadaan dan kebenaran surat itu, juga balasan Yazdegerd III yang menolak
mentah-mentah seruan Umar, masih jadi perdebatan para sejarawan. Yang pasti
kondisi Imperium Persia saat itu diambang keruntuhan yang memilukan.
![]() |
pexecels.com |
Persia
sebagai imperium raksasa yang pernah mengangkangi dunia, tentu memiliki gengsi
tinggi atas kedudukannya. Tapi saat ini, kondisinya terpuruk dan hampir roboh.
Tak peduli dengan gengsi, tak peduli dengan rasa malu. Akhirnya Yazdegerd III mengirim utusan untuk minta bantuan kepada Kaisar Cina dari Dinasti Tang
(618-907 M).
Kaisar
Dinasti Tang bertanya pada utusan Persia, "Apa yang terjadi, kalian yang
begitu besar bisa dikalahkan oleh kaum yang kecil? Bagaimana sebenarnya kaum
itu?"
Utusan Persia
balik bertanya, "Silahkan Tuan bertanya, apa yang Tuan ingin ketahui tentang
kaum itu?"
"Apa
yang mereka katakan kepada kalian sebelum perang?"
Dengan jujur
utusan Persia menuturkan, "Mereka menawarkan satu dari tiga hal. Pertama,
kami diajak masuk Islam dengan demikian kami sama dengan mereka. Kedua, kalau
kami tidak mau masuk Islam maka kami harus membayar jizyah (semacam pajak)
dengan demikian maka kami dalam jaminan dan perlindungan mereka. Ketiga, kalau
kami menolak, maka perang."
Kaisar Cina,
" Apakah mereka menepati janji?"
Utusan Persia,
"Ya, mereka adalah kaum yang sangat menepati janji."
"Apakah
mereka ada ajaran tentang halal dan haram?"
Ya."
"Apakah
mereka suka menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal?"
"Tidak.
Mereka adalah kaum yang sangat memegang teguh ajaran Agama mereka."
"Selama
mereka tidak menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal maka mereka
takkan bisa dikalahkan."
Selanjutnya
Kaisar Dinasti Tang bertanya tentang kondisi fisik mereka seperti pakaian yang
dikenakan, kendaraan yang ditumpangi, dan perkakas yang dihunakan kaum Muslimin.
Utusan Persia menjawab dengan detail, jelas, dan terbuka tanpa menutupi sesutu
apapun yang ditanyakan.
Kasar
Dinasti Tang menulis surat jawaban untuk Raja Persia, Kisra Yazdegerd III.
Isi suratnya
adalah, "Sesungguhnya bukan aku tidak tahu bahwa sesama raja ada hak dan
kewajiban untuk saling membantu, dan bukan aku tidak mau membantu. Aku bisa
membantu pasukan perang yang paling depan sudah sampai di wilayah Persia dan
yang belakang masih di Cina. Tapi itu tak ada gunanya. Karena, kaum yang
memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebutkan oleh utusanmu itu jika mau
meruntuhkan gunung niscaya mereka bisa meruntuhkannya, dan jika mereka
menyerang kerajaanku karena ikut membantumu, niscaya mereka melenyapkanku dan
kerajaanku. Kaum ini, tak bisa dikalahkan sehingga mereka berubah menghalalkan
yang haram dan mengharamkan yang halal. Maka saranku, berdamailah dengan
mereka. Dan terima tawaran mereka."
Sesungguhnya
keimanan, ketakwaan, keadilan dan kejujuran adalah pintu pertolongan Allah Swt.
Maka hadirkan Allah dalam segala aktivitas kita. Wallahu’alam. []
_________
Sebagai
sarana komunikasi dengan penulis, sila boleh di sini:
fb: Ki
Dedeng Juheri
ig:
@dedengjuheri
twitter:
@dedengjuheri
Tidak ada komentar: